Laporan akhir Botani : Bunga (flos)

IDENTIFIKASI ORGAN RUBAHAN BUNGA (ORGAN METAMORPHA FLOS) PADA BERBAGAI JENIS FLORA

Oleh :
Dian Puji Lestari1, DesiTrisukmaningtyas2
NIM 2015102003110891, 2015102003111012

ABSTRAK
Bunga adalah bagian tanaman  untuk menghasilkan biji. Pembentukan bunga pada tanaman merupakan salah satu fase pertumbuhan generatif untuk terjadinya pembentukan biji dan buah. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang lebih lanjut membentuk buah. Pengamatan bunga dan bagiannya ini dilakukan pada bunga yang masih segar. Pengamatan dilakukan dengan mengamati bagian luar bunga dan bagian dalam bunga. Pengidentifikasian bunga meliputi jumlah bunga, letak bunga, letak organ fertil dan tipe perbungaan, serta termasuk bunga lengkap atau tidak lengkap. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui bagian-bagian bunga dan mengenal serta membedakan bunga lengkap atau tidak lengkap, tipe perbungaan, letak organ fertil dan letak bunga. Hasil pengamatan yang didapat adalah dari 10 bunga, 7 bunga merupakan bunga lengkap, sedangkan sisanya merupakan bunga tidak lengkap. Beberapa bunga memiliki sifat yang berbeda dan tidak semua bunga memiliki bagian lengkap.
Kata kunci :Identifikasi, struktur, bunga.


PENDAHULUAN
      Bunga atau kembang (bahasa latin : Flos) merupakan alat reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (divisi Magnoliophyta atau Angiospermae). pada bunga terdapat organ reproduksi, yaitu putik dan benang sari. (Esiti B. Hidayat : 1990)

Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ pokok dan merupakan modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama yaitu batang dan daun yang bentuk, susunan, dan warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan. Jika kita memperhatikan bagian dasar bunga dan tangkai bunga, bagian ini merupakan modifikasi dari batang, sedangkan kelopak dan mahkota bunga merupakan modifikasi dari daun yang bentuk dan warnanya berubah. Sebagian masih tetap bersifat seperti daun, sedangkan sebagian lagi akan mengalami metamorfosis membentuk bagian yang berperan dalam proses reproduksi. Terdapat dua jenis bunga yaitu bunga uniseksual dan biseksual. Uniseksual yaitu jika pada satu bunga hanya ada salah satu jenis alat pembiakan, disebut bunga jantan dan betina sedangkan bunga biseksual yaitu jika pada satu bunga hadir kedua jenis alat pembiakan, berarti bunga jantan dan betina gabung dalam satu bunga.( Gembong Tjitrosoepomo : 1988)

Secara botani, bunga adalah bagian tanaman  untuk menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang lebih lanjut membentuk buah. Pada tumbuhan berbunga, buah adalah struktur yang membawa dan melindungi biji. (Gifford E.M. and A.s. Foster : 1989)
Pada satu tumbuhan ada kalanya hanya terdapat satu bunga saja (Planta uniflora) misalnya bunga coklat (Zepyranthus rosea Lindl). Tetapi umumnya satu tumbuhan terdapat banyak bunga (Planta multiflora) misalnya pada bunga mawar (Rosa sp). (Sinnott E.W. 1960)

Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi atau mengalami perubahan (organ metamorpha). Modifikasi ini disebabkan oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh komposisi fitohormon tertentu. Bunga dapat digolongkan ke dalam bunga sempurna (bunga lengkap) dan bunga tidak sempurna (bunga tidak lengkap). (Haryudin, 2008)
Bunga lengkap atau bunga sempurna (floscompletus) yaitu jenis bunga yang memiliki bagian steril (receptacle, petala, sepala) dan bagian fertil (androecium, gynoecium). Bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna (flosin-completus) yaitu jenis bunga yang tidak memiliki salah satu organ pada bagian steril atau fertil. (Subagio : 1990)
Berdasarkan jumlah bunga, tumbuhan dapat dibedakan menjadi tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora) dan tumbuhan berbunga majemuk (planta multiflora). Berdasarkan letaknya, bunga dibedakan menjadi bunga terminal bila letaknya di ujung cabang atau di ujung batang, dan bunga aksiler apabila bunga terletak di ketiak daun. (Sulasmi, 2004)
Pembentukan bunga pada tanaman merupakan salah satu fase pertumbuhan generatif untuk terjadinya pembentukan biji dan buah. Tidak semua tanaman berbunga dapat menghasilkan biji atau buah tergantung dari sifat tanaman dan keberhasilan penyerbukan antara bunga jantan dan bunga betina. Setiap bunga mempunyai sifat yang berbeda-beda dan tidak semua bunga mempunyai bagian bunga yang lengkap. Begitu pula dengan tipe perbungaan, letak organ fertil, letak bunga serta jumlah bunga. (Undang Ahmad Dasuki : 1992)
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui bagian-bagian bunga dan mengenal serta membedakan bunga lengkap atau tidak lengkap, tipe perbungaan, letak organ fertil dan letak bunga. Pengetahuan tentang morfologi bunga ini dapat mempermudah dalam menentukan metode pemuliaan yang dapat diterapkan dan dapat menentukan jenis penyerbukannya.
  METODE DAN BAHAN
Waktu dan Lokasi Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 19 April 2016 pukul 08.40 – 09.30 WIB, di Laboratorium Agronomi A Universitas  Muhammadiyah Malang.
Bahan dan Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah kertas, silet, alat tulis dan kamera.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Bunga Sepatu (Hibiscus rosasinensis), Bunga Merak Caesal pulcherrima), Bunga Oleander (Nerium oleander L.), Bunga Sirsak (Annona muricata), Bunga Matahari (Helianthus annnuus), Bunga Apel (Malusdomestica), Bunga Terong (Salanum melongena), Bunga Tasbih (Canna lily), Bunga Melati (Jasminum officinale), dan Bunga Jagung (Zea mays).
Prosedur Praktikum
Pertama menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum. Pengamatan dilakukan pada bunga yang baru saja dipetik dan tidak layu, sehingga masih terlihat jelas bagian-bagian padabunga tersebut. Kedua mengamati bagian-bagian  bunga,  serta  membelah bunga secara vertikal dengan menggunakan silet, kemudian mengamati bagian dalam bunga. Menggambar bunga dengan setiap bagian-bagiannya. Kemudian memberi keterangan pada gambar dan mengidentifikasi jenis bunga tersebut. Identifikasi bunga tersebut meliputi jumlah bunga, letak bunga, letak organ fertil dan tipe perbungaan, serta termasuk bunga lengkap atau tidak lengkap.


HASIL DAN PEMBAHASAN


1.  Bunga Melati (Jasminum pubercens)
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Jasminum
Bunga Melati termasuk bunga majemuk berbatas dan bentuknya seperti anak payung menggarpu (dichasium). Pada ujung ibu tangkai terdapat satu bunga. Di bawahnya  terdapat dua cabang yang sama panjangnya, masing-masing mendukung satu bunga pada ujungnya. Bunga yang mekar dahulu ialah bunga yang terdapat pada ujung ibu tangkainya. Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi tumbuhan (2009:136) mengatakan bahwa salah satu contoh bunga majemuk berbatas yang mempunyai bentuk bunga anak payung menggarpu adalah bunga melati. Letak dan susunan bunga Melati ini yaitu bagian bagiannya duduk dalam lingkaran dan bagian lain terpencar dan menurut garis spiral. Bunga Melati ini termasuk bunga lengkap, karena letak organ fertil pada bunga melati bersifat poligam atau di dalam satu individu tanaman terdapat putik dan benang sari. Letak dari bunga melati ini berada pada ujung batang atau termialis. Melati memiliki akar tunggang yang mampu menopang tanaman sampai ketinggiannya mencapai 5 meter. Daun melati memiliki daun yang majemuk menyirip. Ibu tungkai daun ini berbentuk seperti sirip ikan di mana anak daunnya berada di sisi kanan dan juga kiri.
2.   Bunga Terong (Solanum melongena)
Kerajaan:
Kelas:
Upakelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
S. melongena
Bunga terong merupakan bunga yang lengkap, karena bunga ini memiliki kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari dan putik. Bunga ini termasuk bunga majemuk berbatas, yaitu bunga yang ujung ibu tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga, jadi ibu tangkai mempunyai pertumbuhan yang terbatas. Ibu tangkai ini dapat pula bercabang-cabang, dan cabang-cabang  tadi seperti ibu tangkainya juga selalu mendukung suatu bunga pada ujungnya. Pada bunga majemuk berbatas bunga yang mekar dulu ialah bunga yang terdapat di sumbu pokok atau ibu tangkainya, jadi tengah ke pinggir ( jika dilihat dari atas). Kemudian letak bunga terong yaitu, tersusun dalam lingkaran lingkaran. Bunga terong ini tergolong kedalam bunga tunggal, karena  pada Tumbuhan Terong, hanya terdapat satu bunga setiap ibu tangkai bunga. Letak bunga terong berada pada posisi caulifloris. Sedangkan letak organ fertile pada bunga terong bersifat poligam atau pada satu bunga terdapat putik dan benang sari. Bunga terung ungu sering disebut sebagai bunga banci, karena memiliki dua kelamin. Dalam satu bunga terdapat alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina (putik). Bunga terung bentuknya mirip bintang, berwarna biru atau lembayung, cerah sampai gelap. Penyerbukan bunga dapat berlangsung secara silang maupun menyerbuk sendiri (Rukmana, 1994)
3.  Bunga Jagung (Zea mays)
Kerajaan:
(tidaktermas)
(tidaktermas)
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
Z. mays
Bunga Jagung mempunyai jumlah bunga majemuk tak berbatas dengan bentuk bunganya berupa tongkol. Tongkol jagung diselimuti oleh daun kelobot. Tongkol jagung yang terletak pada bagian atas umumnya lebih dahulu terbentuk dan lebih besar dibanding yang terletak pada bagian bawah. Setiap tongkol terdiri atas 10-16 baris biji yang jumlahnya selalu genap (Suprapto dan Marzuki, 2002).
Bunga jagung terletak pada ujung batang atau terminalis. Letak organ fertile pada bunga jagung yaitu tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga jantan dan betinanya terdapat dalam satu tanaman. Tanaman jagung adalah protandri, di mana pada sebagian besar varietas, bunga jantannya muncul (anthesis) 1-3 hari sebelum rambut bunga betina muncul (silking). Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan menempel pada rambut tongkol (putik). Hampir 95% dari persarian tersebut berasal dari serbuk sari tanaman lain (serbuk silang) dan hanya 5% yang berasal dari serbuk sari tanaman sendiri (serbuk sendiri), oleh karena itu, tanaman jagung disebut tanaman bersari silang (cross pollinated crop). Terlepasnya serbuk sari berlangsung 3-6 hari bergantung pada varietas, suhu, dan kelembaban (Sudaryono, 1998).
4. Bunga Sirsak (Annona muricata L)
Kerajaan:
(tidaktermasu)
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
A. muricata
Bunga sirsak merupakan bunga yang lengkap dan termasuk bunga tunggal. Dikatakan bunga lengkap karena bunga sirsak hanya memiliki kelopak, bakal buah,putik, benang sari dan tangkai. Letak bunganya terdapat pada ketiak batangnya atau caulifloris. Letak organ fertile pada bunga sirsak bersifat monoesis atau berumah satu. Susunan bagian bunga sirsak berbentuk spiral.
Bunga sirsak berukuran besar, bermahkota tebal dan warnanya hijau. Bunga ini tersusun dari berlapis-lapis mahkota, 3 helai lapisan dalam dan 3 helai lapisan luarnya. Bunga sirsak keluar pada tunas yang pendek di sepanjang cabang atau ranting. Umumnya bunga sirsak berbunga sempurna, tetapi sering juga ditemukan bunga betina saja. Sifat penyerbukannya adalah penyerbukan silang dengan bantuan serangga (Suranto, 2011).
5. Bunga Merak (Caesal pulcherrima)
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Upafamili:
Genus:
Spesies:
C. pulcherrima
Bunga merak adalah termasuk bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa), Ibu tangkai pada bunga ini bercabang dan masing-masing tangkainya mendukung satu bunga pada ujungnya sehingga bunga ini termasuk dalam golongan tandan yang bunganya bertangkai nyata. Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi tumbuhan (2009:129) mengatakan bahwa salah satu contoh bunga majemuk tak berbatas adalah pada kembang merak Caesalpinia pulcherrima Swart. termasuk bunga payung, karena dia memliki tandan yang digunakan sebagai tempat tumbuhnya bunga. Bunga terletak pada ujung atau bersifat terminalis, termasuk bunga lengkap, karena memiliki putik, benang sari, mahkota, dasar bunga, dan tangkai bunga.
Tanaman ini bisa tumbuh tinggi dan melebar. Bunganya cantik, berwarna kuning cerah, kuning kemerahan semburat jingga dan merah jambu. Bunga merak terletak pada ujung batang atau terminalis. Merupakan bunga majemuk yang benang sarinya halus menjurai panjang. Letak organ fertile pada bunga merak bersifat poligam atau dalam satu bunga terdapat putik dan benang sari. Setiap tangkai bisa terdiri dari belasan kuntum bunga.
Kembang merak memiliki bunga tunggal, berbentuk trompet. Diketiak daun kelopak berbentuk lonceng, berbagi lima, warnanya hijau kekuning-kuningan, mahkota terdiri dari 15-20 mahkota. Bagian-bagian bunga terdiri dari mahkota berwarna merah muda,benang sari berwarna kuning,putik berbentuk seperti tabung, buahnya kecil berwarna merah, lonjong, diameter 4mm, masih muda putih setelah tua coklat, biji pipih putih, akar tunggang berwarna coklat muda.

6. Bunga Apel (Pyrus malus)
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Upafamili:
Bangsa:
Maleae
Genus:
Spesies:
M. domestica
Bunga Apel atau  Pyrus Malus  merupakan bunga lengkap, dilihat dari bagian bagian bunga ini, yaitu tangkai bunga, putik, benang sari, mahkota dan pelindung. Bunga ini tergolong bunga majemuk berbatas, yaitu yang ujung ibu tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga dan terdapat banyak bunga pada satu ibu tangkai bunga. Letak dan susunan bunga Apel ini yaitu, tersusun menurut garis spiral. Bunga apel memiliki letak organ fertile yang bersifat poligam atau dalam satu bunga terdapat putik dan benang sari. Bunga apel memiliki tipe perbungaan dichasium atau anak daun penggarpu.
Bunga apel bertangkai pendek, menghadap ke atas, bertandan, dan pada tiap tandan terdapat 7-9 bunga. Bunga tumbuh pada ketiak daun, mahkota bunga berwarna putih sampai merah jambu berjumlah 5 helai, menyelubungi benangsari pada badan buah, dan di tengah-tengah bunga terdapat putik atau bakal buah. (Bambang Soelarso, 1997)
7. Bunga Oleander (Nerium oleander)
Kerajaan:
Ordo:
Famili:
Genus:
Nerium L.
Spesies:
N. oleander
Bunga Oleander termasuk bunga yang lengkap karena  memiliki mahkota bunga dan tangkai bunga, benang sari dan putik. Termasuk bunga majemuk karena bunga oleander ibu tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga, jadi ibu tangkai mempunyai pertumbuhan yang terbatas. Bunga ini tersusun duduk didalam lingkaran. Bunga oleander terletak pada ujung batang atau disebut terminalis serta memiliki tipe perbungaan tandan atau sisi atas dan sisi samping. Letak organ fertile bunga oleander yaitu poligam atau dalam satu bunga terdapat putik dan benang sari. Bunga ini keluar dalam perbungaan rasemosa. Bunga berkembang dalam seikat ujung cebang masing-masing memgelilingi satu mahkota pusat. sepal bersatu membentuk tabung, sepal sewaktu kuncup terputar, dan letak petal imbrikatus.  Jumlah stamen sama dengan jumlah petal, dan letaknya berselangan dengan petal. Ovarium superus. Buah berbentu folikel yang memecah (dehisen) saat matang untuk mengeluarkan biji. (Undang, 1992)
8. Bunga Sepatu (Hibicus rossa sinesis)
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : H. rosa-sinensis
Bunga sepatu adalah termasuk bunga tunggal Karena dalam satu tangkai hanya terdapat satu bunga. Bunga ini terletak pada ketiak daun atau axilaris. Termasuk bunga lengkap, karena memiliki putik, mahkota, dasar bunga, dan tangkai bunga. Letak organ fertile pada bunga sepatu yaitu bersifat poligam atau dalam satu bunga terdapat putik dan benang sari.
Kembang sepatu disebut juga bunga raya adalah salah satu perdu tinggi yang selalu berbunga sepanjang tahun. Tanaman ini mudah dijumpai dimana saja memiliki warna, bentuk, dan ukuran yang bermacam-macam. Ada  yang berkelopak tunggal, ada pula yang bekelopak ganda, ada yang mejuntai kebawah. (Steenis : 2008)
9.  Bunga Tasbih (Canna lily)
Bunga Tasbih atau Canna Lily, merupakan bunga tak lengkap dan tergolong bunga majemuk berbatas. Menurut Dewi Rosanti (2013) Disebut bunga tak lengkap yaitu karena bagian bagian dari bunga ini hanya terdapat mahkota bunga, bakal bunga , tangkai bunga, daun tangkai, daun pelindung, dan ibu tangkai bunga pelindung. Letak dan susunan bunga Tasbih ini, yaitu terletak dalam garis spiral. Tergolong bunga majemuk berbatas yaitu karena bunga ini memiliki jumlah bunga banyak pada setiap ibu tangkai bunganya. Termasuk bunga majemuk dalam karangan bunga berbentuk batryoid atau Berberis vernae, bunga tasbih muncul pada ujung batang atau terminalis. Bunga tasbih merupakan bunga berumah satu atau monoesis. Termasuk bunga bisexualis, kelamin bunga terdiri dari benang sari 4 steril 1 fertil, berbentuk lembaran mahkota bunga disebut stamenidium. Putik berbentuk pipih, letak ovarium inferum, yang terdiri dari 3 carpellum, 3 loculus, 3 ovulum. Letak ovarium axilaris. Terdapat perhiasan bunga berupa corolla 3 petal lepas, calyx 3 sepal lepas.
10. Bunga Matahari (Heliantus annus)
Kerajaan :
Ordo :
Famili :
Upafamili :
Bangsa :
Genus:
Bunga ini merupakan bunga majemuk yang mempunyai tipe tak berbatas dengan bentuk yang berupa cawan yaitu suatu bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya melebar dan merata, sehingga mencapai bentuk seperti cawan dan pada bagian-bagain inilah tersusun bunga yang lengkap. Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunyaMorfologi tumbuhan (2009:133) mengatakan bahwa salah satu contoh bunga majemuk tak berbatas yang mempunyai bentuk bunga cawan adalah bunga matahari.
Termasuk bunga yang memiliki tipe perbungaan bongkol, bunga terletak pada ujung batang atau bersifat terminalis, termasuk bunga lengkap, adapun bagian-bagian bunga yaitu; benang sari, tangkai bunga,dan dasar bunga. Letak organ fertile pada bunga matahari bersifat poligam atau dalam satu bunga terdapat putik dan benang sari.
        Bunga matahari terbentuk pada akhir batang pokok atau pada akhir cabang. Kuncup bunga bentuknya seperti cakram (bunga kepala) dengan garis tengah antara 10cm-40cm atau lebih. Dalam tiap-tiap cakram terdapat 2 jenis bunga. Bunga-bunga yang letaknya dipinggir berbentuk pita (bunga pita) dan tidak pernah membentuk biji. Bunga lainnya yang disebut pembulu, sebagian besar bunga ini membentuk biji. Bunga bagian tengah tidak pernah membentuk biji karena tidak sempurna pertumbuhannya. Pada umumnya bunga matahari dalam satu kelompok. kepala bunga sukar dapat membentuk buah dengan persarian sendiri, dengan menghasilkan biji yang cukup baik.
Bunga matahari tidak berbau harum tetapi bentuk dan warna bunganya sangat menarik. Bunga ini berbentuk bulat dan berwarna kuning cerah. Bunga matahari adalah bunga  tunggal yang terdiri dari bunga tepi dan bunga tabung. Bunga yang terlihat sebagai satu kuntum sebenarnya terdiri dari kumpulan banyak bunga. Bunga tepi terdiri dari satu daun, mahkota yang berwarna kuning cerah. Kumpulan bunga tabung terletak dibagian tengah.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.      Berdasarkan organ yang dimiliki bunga terbagi menjadi 2, yaitu bunga lengkap dan tidak lengkap. Yang termasuk bunga lengkap adalah bunga sepatu, bunga oleander, bunga matahari, bunga apel, bunga merak, bunga terong dan bunga sirsak. Sedangkan yang termasuk bunga tidak lengkap adalah bunga melati, bunga tasbih dan bunga jagung.
2.      Berdasarkan jumlahnya bunga terbagi menjadi 2, yaitu majemuk dan tunggal. Yang termasuk bunga tunggal adalah bunga matahari, bunga melati, bunga sepatu, bunga sirsak dan bunga terong. Sedangkan yang termasuk bunga majemuk adalah bunga jagung, bunga tasbih, bunga oleander, bunga merak, dan bunga apel.
3.      Setiap bunga memiliki sifat yang berbeda-beda dan tidak semua bunga memiliki bagian bunga yang lengkap.
Saran
Dalam pengamatan disarankan menggunakan bunga yang masih segar atau tidak layu, agar bagian-bagian bunga yang diamati masih dapat terlihat.
DAFTAR PUSTAKA
Dasuki, Ahmad Undang Ms. 1992. Sistematik Tumbuhan Tinggi. Penerbit ITB. Bandung
Esiti B. Hidayat. 1990. Morfologi Tumbuhan. Diktat Kuliah. Jurusan Biologi FMIPA ITB. Bandung.
Gifford E.M. and A.s. Foster. 1989. Morphology and Evolution of Vascular Plants. 3th edition. W.H. Freeman and Company. New York.
Haryudin, Wawan., Rostiana, Otih. 2008. Karakteristik Morfologi Bunga Kencur (Kaempferia galangal L.) Bul Litro Vol. XIX No. 2 hlm 109-116
Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta : Erlangga
Rukmana, R. 1994. Budi Daya Kubis Bunga & Brokoli. Kanisius. Yogyakarta. 48 hlm.


Sinnott E.W. 1960. Plant Morphogenesis. McGraw-Hill Book Company Inc. New York.
Subagio.1990. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. Jurusan Biologi FMIPA. ITB. Bandung.
Sudaryono. 1998. Teknologi produksi Jagung. Dalam: Prosiding Seminar dan Lokakarya nasional jagung. Balitjas. Maros.
Soelarso, Bambang. 1997. Budi Daya Apel. Yogyakarta : KANISIUS .

Sulasmi. 2004. Macam – Macam Tanaman Dataran Tinggi dan Rendah. Bogor: IPB Press
Suprapto H.S. dan Marzuki, A. R., 2002. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suranto,Adji. (2011). Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit. Jakarta: Pustaka Bunda
Tjitrosoepomo, Gembong. 1988. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Undang Ahmad Dasuki. 1992. Penuntun Praktikum Sistematik Tumbuhan Tinggi. Pusat Antar Universitas. ITB. Bandung
Van Steenis,C.G.G.J. 1992. Flora. Penerjemah : M Soeryowinoto,dkk. Cetakan 5. PT.Pradnya Paramita.Jakarta.